Rabu, 17 Mei 2017

Wisuda Angkatan VII RA Nabila Hafsah di Open Stage Taman Budaya Medan

Gedung RA Nabila Hafsah. Foto|dokumen
TIADA terasa, Raudhatul Athfal (RA) Nabila Hafsah mewisuda Angkatan VII, Kamis (18/5/2017) di Open Stage Taman Budaya, Jl Perintis Kemerdekaan, Medan, Sumatera Utara. “Wisuda gabungan sejumlah RA di Kota Medan dan sekitarnya diharapkan sekaligus menjadi sarana silaturrahmi orangtua santri antar RA dan dapat mengefisiensi biaya wisuda sehingga lebih meringankan bagi orangtua wisudawan,” kata Kepala RA Nabila Hafsah, Nurhafsah Ritonga, S.Ag, S.PdI.

Menurut Alumni Fakultas Ushuluddin IAIN Sumatera Utara dan Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Sumatera (STAIS) ini, kegiatan Wisuda memang sebuah serimonial, namun tak boleh dianggap sepele oleh orangtua santri. diyakini dapat membangun psikologi santri  secara positif bagi rasa percaya diri bahwa dianya telah berhasil menjalani pendidikan dini di RA, dan siap berkompetisi di Sekolah Dasar (SD) maupun Madrasah Ibtidaiyah (MI).

Dikatakan, bekal pengetahuan yang diperoleh santri di RA cukup membantu bagi kesiapan anak didik memasuki bangku SD maupun MI serta membuat guru mereka di sekolah tidak terlalu repot. “Khususnya dalam mengajarkan Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan pengetahuan Agama Islam,” jelas Nurhafsah Ritonga.

RA Nabila Hafsah yang diselenggarakan Yayasan Intelektual Muda (YIM) di Jl Masjid, Komplek Griya Nabila 2, Desa Kolam, Kecamatan Percut Seituan, Deliserdang, Sumatera Utara binaan Maruli Agus Salim sejak Tahun 2010 itu terus berkomitmen dan konsern membekali santrinya sehingga mampu berkompetisi di SD maupun MI nantinya. “Bahkan untuk mengikuti seleksi ujian masuk yang dikenal ketat di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) di wilayah Kankemenag Kota Medan, para lulusan Nabila Hafsah juga siap bertarung,” katanya.

Nurhafsah Ritonga akhirnya mengucapkan Selamat Wisuda bagi lulusan angkatan VII RA Nabila Hafsah, semoga ilmu pengetahuan yang diperoleh menjadi bekal yang cukup di sekolah tingkatan berikutnya. Dalam kesempatan itu, Nurhafsah Ritonga juga mengatakan, RA yang dipimpinnya telah membuka masa pendaftaran bagi calon santri untuk TP 2017-2018 hingga Juni mendatang, dengan biaya yang relatif terjangkau sehingga anak-anak yang sudah cukup usia tidak ditunda oleh orangtuanya untuk bersekolah.

Taman Hewan Siantar
Wisudawan, orangtua dan keluarga juga telah menjadualkan ‘plesiran’ ke Taman Hewan Pematangsiantar pada Minggu 21 Mei 2017. Tujuannya untuk menjalin silaturrahim antar keluarga besar RA Nabila Hafsah.

“Di RA Nabila Hafsah, guru-guru mengajarkan apa yang dikatakan dengan transportasi. Bagaimana jenis-jenis hewan, unggas dan pentingnya hutan atau pohon serta tumbuhan bagi hewan dan burung-burung. Pentingnya mengasihi hewan, dan lain-ain,” kata Nurhafsah Ritonga seraya menyebutkan, keberangkatan rekreasi dan perpisahan ke Taman Hewan Pematangsiantar bukan sekadar jalan-jalan yang tak punya makna.

Menurutnya, setiap perjalanan mempunyai makna yang cukup besar, tergantung cara memaknai dan mengambil manfaat dari sebuah perjalanan. “Terkadang ada orangtua yang menganggap program yang dibuat, seperti jalan-jalan kurang bermanfaat atau tidak penting. Mungkin lupa pepatah, banyak berjalan banyak dilihat,” guraunya seraya mengungkapkan, Taman Hewan Pematangsiantar, sebagai terbaik di Indonesia perlu dikunjungi. (red yim)

Rabu, 10 Mei 2017

Masa Keemasan Otak Terjadi di Usia 0-3 Tahun


Otak       Foto|gudanginfo.net
ANAK adalah harapan, bukan hanya harapan ayah ibu dan keluarga namun juga harapan bangsa negara bahkan dunia. Anak adalah pemegang kekuasaan pada saat kita menua. Anak adalah pemutar roda dunia saat kita sudah merenta. Sangat wajar dan tidak berlebihan jika pendidikan anak sanagt diperhatikan. Pemberian pendidikan tersebut juga tidak terlepas dari proses tumbuh kembang anak. Pemberian pendidikan harus disesuaikan dengan perkembangan anak.

Banyak yang berpendapat bahwa anak memiliki masa keemasan pada otaknya. Pada saat itu ilmu yang diajarkan dapat cepat terserap sempurna oleh otak dan langsung diaplikasikan.  Masa keemasan otak tersebutlah yang kadang tidak diketahui oleh para orang tua yang notabene bertindak sebagai pendidik paling awal dan paling dekat dengan anak. Oleh karena itu di sini akan diuraikan sedikit tentang masa keemasan otak yang terjadi pada usia 0-3 tahun. Masa keemasan otak terjadi saat perkembangan anak usia 0-3 tahun. Pada masa ini kemampuan otak untuk menyerap hal hal baru lebih cepat dari usia setelah 3 tahun. Kita dapat melihat dari  perkembangannya yang terjadi sangat pesat pada usia 0-3 tahun.

Rabu, 25 Februari 2015

Kumpulan Nama Bayi Laki Laki Islami Modern Lengkap Dengan Artinya


MEMBERIKAN nama bayi pada buah hati/anak merupakan tanggung jawab yang pertama bagi orang tua karena nama merupakan identitas yang sangat penting dan dalam agama pun nama itu merupakan sebuah doa dan harapan orang tua yang harus mempunyai makna dan arti yang baik,supaya kelak sang anak akan menjadi orang yang baik berguna bagi orang lain, tapi selain harus mempunyai makna dan arti yang baik memberikan nama haruslah enak didengar di ucapkan.

Memiliki seorang anak merupakan anugerah sekaligus kepercayaan yang diberikan Sang Maha Pencipta kepada pasangan suami istri,dimana memiliki anak merupakan pelengkap dalam keluarga yang dapat menghadirkan dinamisasi dan keharmonisan dalam sebuah keluarga demi tercapainya keluarga sakinah mawwadah warrahmah.  (Selengkapnya)

Jumat, 31 Oktober 2014

Aplikasi Validasi EMIS 2014/2015 Melebihi Kepanikan Update Siap Padamu Negeri

dekstop aplikasi EMIS 

DUNIA  maya menjadi alam baru bagi kehidupan komunitas anak manusia. Awal Tahun 200-an sebagian besar kalangan menuding dunia maya sebagai perusak moral. Generasi mereka dilarang memasuki warung internet. Kuatir anak-anak larut dengan dunia maya dapat merusak mental dan pendidikan.

Game online dan berbagai fasilitas jejaring sosial, facebook, twitter, badoo dan lain-lain dianggap bukan hanya merusak anak-anak sekolah, tapi turut sebagai pemicu percekcokan rumah tangga, bahkan ribuan kasus perceraian terjadi akibat pergaulan dan pergulatan dunia maya.

Tak ketinggalan kaum edukasi juga acuh dengan penguasaan akses dunia maya itu. Bahkan membatasi anak-anak mereka bergaul di dunia maya.
Pergaulan dan komunikasi di dunia maya dianggap sebagai kemunduran moral dan mental. Nyatanya modal komunikasi dunia maya ternyata sebanding, bahkan lebih mahal di banding modal pergaulan di dunia nyata.

Modal dimaksudkan itu adalah, pengetahun terhadap penggunaan perangkat, pembiayaan terhadap kepemilikan jaringan teknologi internet. Kalangan yang alergi terhadap perhelatan dunia maya disebut gagap teknologi (gaptek). Bahkan banyak yang mengaku bangga dijuliki sebagai gaptek. Ironis, ketika yang bangga dengan julukan gaptek itu kalangan pendidik. Alasannya dia sudah tua.